Halaman

Wednesday, June 12, 2019

Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Sejarah

Tugas Negara sesuai dengan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 salah satunya mencerdaskan kehidupan bangsa. Dalam usaha itu, Pemerintah menyelenggarakan pendidikan berjenjang mulai dari pendidikan pra sekolah, pendidikan dasar, pendidikan menengah sampai pendidikan tinggi.
Mencerdaskan bangsa itu bisa dalam dua hal, yang pertama mencerdaskan secara intelektual dan yang kedua mencerdaskan mental dari bangsa itu sendiri. Mencerdaskan intelektual sangat penting dalam era globalisasi ini untuk modal persaingan IPTEK dengan negara lain.
Output dari pendidikan intelektual mampu membangun bangsa ini menjadi lebih maju dan lebih sejahtera. Namun sebenarnya pendidikan mental  atau disebut pendidikan karakter juga tidak kalah penting. Salah satu kepentingan masyarakat/bangsa yang harus diperhatikan pendidikan adalah jati diri bangsa.
Jati diri bangsa terbentuk dari karakter bangsa sedangkan karakter bangsa terbentuk dari berbagai kebajikan yang dikembangkan oleh bangsa tersebut dalam waktu yang panjang (local genius). Kebajikan itu terdiri atas nilai-nilai yang disepakati anggota bangsa sebagai dasar untuk berkomunikasi, bekerjasama, berkarya membangun kehidupan kebangsaan dan kehidupan global.
Gambar : jakartaglobe
Orang Indonesia memiliki jati diri bangsa yang berbeda dari orang Malaysia walaupun kedua negara itu terbentuk oleh anggota bangsanya yang sebagian suku Melayu dan bahasa yang berkembang dari bahasa Melayu. Perkembangan kehidupan suku Melayu di kedua negara dalam perjalanan waktu yang panjang telah membuat perbedaan-perbedaan tersebut.

Baca juga : Kebenaran Sejarah

Anak dalam hal ini peserta didik adalah calon penerus bagi bangsa dan negara. Maka dari itu mereka harus mengetahui jati diri bangsanya. Meskipun kita hidup di zaman globalisasi yang tidak ada batas antar negara baik dalam ekonomi maupun budaya, namun mengetahui dan mempertahankan jati diri adalah hal yang sangat penting.
Jati diri menjadi ciri khas dari suatu bangsa, orang lain akan menyebutkan Indonesia dengan menyebutkan ciri-ciri masyarakat Indonesia seperti ramah dan lainnya. Jati diri bisa tetap ada dengan cara memelihara nilai-nilai budaya yang diwariskan oleh nenek moyang kita. Nilai-nilai tersebut berakar pada budaya masyarakat sejak masa awal. Budaya itu berkembang sesuai dengan tantangan zaman yang dihadapi masyarakat pada kurun waktu tertentu dan keunggulan anggota masyarakat dalam menjawab tantangan zaman yang dihadapi.


Keunggulan yang dimiliki anggota masyarakat pada suatu kurun waktu mungkin dalam bentuk pengetahuan tentang alam, teknologi yang dimiliki, dan sikap dalam menghadapi alam dan penggunaan teknologi. Peserta didik dapat mempelajari pengetahuan, teknologi, sikap, dan cara-cara yang digunakan masyarakat bangsa pada waktu dulu untuk dijadikan inspirasi dan aspirasi dalam menghadapi tantangan masa kini dan masa mendatang.


Pendidikan Sejarah merupakan mata pelajaran yang paling cocok untuk memperkenalkan kepada peserta didik tentang bangsanya di masa lampau. Sesuai dengan bidang kajiannya, pendidikan Sejarah memperkenalkan kepada generasi sekarang tentang bagaimana kehidupan pada masa lampau dengan memberikan makna atas suatu peristiwa, bukan hanya memperkenalkan angka tahun dan tempat saja. Belajar sejarah itu bukanlah mengenai apa, dimana, dan kapan yang berupa pengetahuan faktual, namun belajar sejarah itu lebih dari itu. Pemaknaan dari belajar sejarah bisa dicapai ketika kita melemparkan pertanyaan mengapa dan bagaimana terhadap suatu peristiwa. Dengan pertanyaan seperti itu akan timbul pemikiran kritis peserta didik yang selanjutnya akan menimbulkan analsis atas peritiwa tersebut.
Pemaknaan seperti itu akan menambah pemahaman kepada peserta didik terhadap masalah yang dihadapi pada masa  itu dan bisa menjadi referensi ketika masalah tersebut timbul kembali pada masa kini. Tindakan apa yang dilakukan para pelaku sejarah yang tidak mampu mencapai tujuan sehingga dapat dianggap sebagai suatu kesalahan atau bahkan kegagalan. Tindakan apa yang mereka lakukan yang mampu mencapai tujuan sehingga dianggap sebagai suatu keberhasilan dan memberikan dampak positif bagi kehidupan kebangsaan sesudahnya.


Selain untuk mengembangkan karakter bangsa, pendidikan sejarah adalah wahana pendidikan untuk mengembangkan disiplin ilmu sejarah. Dalam upaya ini maka peserta didik diajak untuk berpikir dalam tatanan berpikir historis dan kemampuan kesejarahan dalam mengumpulkan data (Heuristik), melakukan seleksi untuk menemukan fakta sejarah (Kritik), merekonstruksi fakta yang ditemukan (Interpretasi) menjadi suatu peristiwa sejarah (Historiografi). Dalam upaya ini pendidikan sejarah diposisikan sebagai pendidikan keilmuan dan pengembangan kemampuan intelektual menjadi tujuan yang utama dibandingkan dengan upaya pengembangan ranah afektif.
Mata pelajaran sejarah pada kurikulum pendidikan kita sangat penting. Program Wajib Belajar 9 Tahun adalah pendidikan untuk seluruh anak bangsa. Oleh karena itu pengembangan nilai-nilai yang menopang karakter bangsa bersama dengan kemampuan berpikir kritis-analitis, kebiasaan membaca dan kemampuan belajar menjadi tujuan utama pendidikan sejarah. Pengenalan dan pemahaman sejarah lokal dilanjutkan dengan sejarah nasional, penghargaan terhadap jasa pahlawan, keinginan untuk mencontoh tindakan kepahlawanan adalah penting untuk membangun memori kolektif sebagai bangsa pada diri peserta didik.


Selain itu tujuan dari pendidikan Sejarah khusunya pada jenjang SMA adalah untuk mengembangkan kemampuan berfikir analitis-kritis terhadap suatu peristiwa dengan berpijak pada keilmuan sejarah. Kemampuan berfikir analitis-kritis dilatih dengan menganalisis peristiwa-peristiwa masa lalu. Sehingga terbangun pola fikir analitis-kritis, terbiasa mencari tahu kebenaran sebelum percaya terhadap suatu berita atau peritiwa.

Baca juga artikel lainnya terkait Sejarah


Cecep Lukmanul Hakim 

No comments:

Post a Comment