Halaman

Thursday, May 24, 2018

N G O P I

“Sok atuh gera di(k)opi eta raginang na !”
“Kadieu atuh linggih hela da (k)opi eun mah aya !”
Raginang diopi, suuk diopi sagala teh diopi.
Ongkoh nawaran ngopi tapi nu disughkeun cai herang. Aduh ! naha ning bisa kitu nya?
===============================
Pemakaian istilah ngopi dalam aktivitas sehari hari orang Sunda sudah dikenal sejak dahulu. Istilah ngopi sejatinya berasal dari kata kopi. Ngopi merupakan kata kerja yang berarti meminum kopi sama dengan ngaroko, ngupat, nyate dsb.
Namun ada hal unik, kata ngopi dalam budaya masyarakat Sunda mengalami pelebaran makna. Ngopi tidak lagi diasosiasikan sebagai meminum kopi. Makna menjadi luas mencakup hampir seluruh kegiatan berkaitan dengan makanan dan minuman. Seperti ilustrasi diatas, ngopi yang sejatinya adalah meminum kopi digunakan untuk selain kopi.
Kenapa bisa begitu ???

Tuesday, April 17, 2018

Umat Akhir Zaman

Sebagian orang ada yang berkeinginan jika boleh memilih ia ingin hidup pada masa Rasulullah atau paling tidak masa Sahabat, Tabi’in dan Tabi’ut Tabi’in. Mereka beranggapan bahwa hidup pada jaman sekarang suatu kerugian. Umat akhir jaman diyakini adalah sejelek jeleknya umat, yang jauh dari Islam jaman Rasulullah. Stigma “rugi” menjadi umat akhir jaman sebagai umat yang karena jarak waktu sangat jauh dari jaman Rasulullah dibangun secara sadar ataupun tidak sadar.
Setiap keburukan yang terjadi disekitar, pelacuran, pemerkosaan, pembunuhan dan semua hal yang dikategorikan keburukan selalu dinisbahkan pada akhir jaman. Waktu menjadi kambing hitam atas ketidakpuasan pada kondisi sosial maupun keagamaan. Tanpa ragu kita selalu berucap “dasar umat akhir jaman” atau “mungkin karena sekarang akhir jaman” ketika merespon hal-hal yang tidak sesuai dengan tuntunan agama.

Thursday, February 15, 2018

N Y A I

Perdaban barat (eropa) sejak dari masa modern selalu dianggap supreme, ras yang paling terdepan dalam budaya dan teknologi. Yunani sampai saat ini masih menjadi rujukan intelektual dalam pergumulan ide dan peradaban manusia. Konsep egaliter, kemerdekaan, kebebasan membuat mereka membusungkan dada terhadap ras lain di belahan dunia.
Sangat ironi, kenyataannya mereka sangat kagum terhadap ras sendiri sebagai pelopor dan pejuang persamaan, kemerdekaan dan kebebasan, namun justru melakukan diskriminasi dan penjajahan di belahan dunia lain.
Pada setiap wilayah jajahan, komposisi masyarakat selalu diposisikan secara vertikal, dari tingkat paling bawah sampai paling atas, bahasa sosiologinya stratifikasi sosial. Sesuai kenyataan, paling bawah adalah mereka yang sangat menderita dan paling atas adalah sebaliknya. Kelas bawah adalah mereka yang menjamin, yang bertugas untuk menjamin kelas yang di atasnya. Kita adalah kelas yang diperah dan mereka adalah yang memerah dan menikmati kekayaan kita.