Perkara hidup tak akan pernah habis kita
fikirkan dan diskusikan. Warung kopi tempat ngopi sebangsa saya yang secara
ekonomi berada di bawah garis kemiskinan, Café tempat kongkow dan kopdar orang
berduit, semua materi pembicaraannya tak jauh dari masalah hidup. Dimulai
materi yang ringan seperti urusan gaya hidup, kategori menengah yaitu urusan
mencari materi (duniawi) sampai yang tingkat dewa seperti keinginan untuk
poligami tapi diridoi oleh istri pertama menemani semangkuk bakso atau sepiring
nasi timbel bisa juga ditemani secangkir kopi atau teh dengan kepulan kretek
khas Indonesia.
Hana nguni hana mangke.. Tan hana nguni tan hana mangke.. Aya ma beuheula hanteu tu ayeuna.. Hanteu ma beuheula hanteu tu ayeuna.. Hana tunggak hana watang.. Tan hana tunggak tan hana watang.. Hana ma tunggulna aya tu catangna..
Saturday, December 9, 2017
Keberadaan tanpa Kebermaknaan
Oleh Cecep Lukmanul Hakim
Sunday, November 26, 2017
Terjebak
Oleh Cecep Lukmanul Hakim
“Saya menyesal
mengambil jalan ini, coba kalau saya ambil jalan lain pasti tidak akan macet.”
Setiap manusia yang hidup jasad serta
fikirannya pasti sering mengucapkan kalimat-kalimat penyesalan seperti itu.
Menyesal berarti ungkapan ketidakpuasan atas sebuah keadaan, artikulasi dari
kekecewaan dari keadaan yang dihadapi.
Kecewa – bahagia adalah sikap dasar
manusia sebagai respon dari suatu keadaan atau pencapaian. Maka merasa kecewa
dan bahagia itu sangatlah wajar sebagai mahluk yang dianugerahi perasaan,
fikiran dan indera. Tidak ada yang salah ketika kita merasa bahagia menerima
uang dan kecewa ketika kekurangan uang.
Tuesday, November 21, 2017
Bagaimana Ketentuan Tuhan atas Hidup Kita ?
Oleh Cecep Lukmanul Hakim
Sebagai
seorang awam akan ilmu agama, membicarakan hal-hal ghaib dalam agama adalah hal
yang tabu. Kita cenderung lebih berhati-hati dalam berbicara mengenai hal
tersebut, atau bahkan seringkali menghindari pembicaraan kearah itu. Kita takut
karena kedangkalan ilmu justru akan menjerumuskan kita kedalam hal-hal yang
mendatangkan madharat.
Saya
teringat sewaktu pertama kali masuk kuliah, ada salah satu senior di kostan
dengan tiba-tiba bertanya ‘Menurutmu apa itu takdir?’. Dan sudah pasti saya
dibuat celingak celinguk dengan pertanyaan itu. Takut akan kesalahan berbicara
dengan kedangkalan ilmu menjadi dasar saya tidak menjawab.
Siapa yang Salah ?
Oleh Cecep Lukmanul Hakim
Banyak
orang dengan secara tidak sadar meyakini bahwa Tuhan membeda-bedakan setiap
manusia atau bahkan menganggap berlaku tidak adil pada dirinya atau orang lain.
Mereka berpendapat bahwa manusia diciptakan dengan kadar kemampuan dan dengan
batasan yang beragam.
Atau
setidaknya mereka sering mengeluh dan melemparkan kesalahan kepada Tuhan atas
ketidakmampuan dirinya dalam menghadapi permasalahan. Seringkali kita mendengar,
bahkan kita sendiri berkata, ‘Mungkin ini adalah batas kemampuan yang diberikan
Tuhan pada saya’. Kalimat ini sering kali diucapkan oleh kita atas
ketidakmampuan kita menghadapi permasalahan atau menyelesaikan masalah.
Kalimat
seperti ini seolah pembenaran terhadap capaian kita dalam sebuah proses, kita
tidak bisa melakukan lebih dari itu. Sedangkan terhadap orang lain yang lebih
tinggi capaiannya dari kita, ‘Ya itu merupakan anugerah dari Tuhan untuknya’.
Jika pola berfikir kita seperti itu, apakah kita tidak meragukan kuasa Tuhan?
Apakah kita tidak meyakini Tuhan berlaku adil pada kita?
Thursday, November 9, 2017
Belajar dari Timur
Oleh Cecep Lukmanul Hakim
Hari
ini ketemu sama kawan dari timur, kebetulan dia lagi kuliah di Unigal. Sudah
lama tinggal di Jawa, sejak lulus SD katanya dan baru sekali pulang ke kampung
halaman. Aripin namanya, dan yang bikin kaget, dia satu marga dengan kawan saya
dulu di pondok.
Berhadapan
dengan orang lain daerah, merupakan berkah yang tak terkira buat saya. Saya
bisa bertanya sepuasnya tentang apapun kepadanya. Alam, penduduk, sosial
masyarakat, pembangunan pokonya apapun. Dan yang paling penting, saya tidak
keluar ongokos untuk tahu segalanya, hanya rokok dan kopi saja sesajennya,
itupun masih dibayarin sahabat saya.
Subscribe to:
Posts (Atom)