Halaman

Thursday, May 24, 2018

N G O P I

“Sok atuh gera di(k)opi eta raginang na !”
“Kadieu atuh linggih hela da (k)opi eun mah aya !”
Raginang diopi, suuk diopi sagala teh diopi.
Ongkoh nawaran ngopi tapi nu disughkeun cai herang. Aduh ! naha ning bisa kitu nya?
===============================
Pemakaian istilah ngopi dalam aktivitas sehari hari orang Sunda sudah dikenal sejak dahulu. Istilah ngopi sejatinya berasal dari kata kopi. Ngopi merupakan kata kerja yang berarti meminum kopi sama dengan ngaroko, ngupat, nyate dsb.
Namun ada hal unik, kata ngopi dalam budaya masyarakat Sunda mengalami pelebaran makna. Ngopi tidak lagi diasosiasikan sebagai meminum kopi. Makna menjadi luas mencakup hampir seluruh kegiatan berkaitan dengan makanan dan minuman. Seperti ilustrasi diatas, ngopi yang sejatinya adalah meminum kopi digunakan untuk selain kopi.
Kenapa bisa begitu ???
Tanah Sunda telah lama mengenal tanaman kopi, sejak berlangsungnya Preanger Stelsel (Sistem Tanam Paksa) sekitar awal Abad ke 19 bahkan rintisannya jauh sebelelum itu. Dalam Preanger Stelsel tanaman kopi dijadikan sebagai komoditas utama. Sehingga daerah Priangan menjadi penyumbang kopi terbesar pada waktu itu
Dikarenakan tanaman kopi telah menyatu dalam perilaku masyarakat Sunda, maka ngopi dalam praktek dan istilah menjadi tradisi yang melekat pada masyarakat Sunda. Saking membudayanya kopi, istilah ngopi juga digunakan untuk hal selain kopi. Begitu hebatnya kopi !
Sebagai penikmat kopi, saya pernah mencoba Kopi Lampung, Kopi Bali, Kopi Aceh, Kopi Toraja, Kopi Luwak (tapi yang sachet hehe), tapi belum mengenal lebih jauh Kopi SUNDA atau Kopi Priangan ! Mana kopi urang ??? Hayu tanjeurkeun deui Kopi Priangan jiga baheula. Cag!
Sudahkan anda ngopi hari ini ???

Cecep Lukmanul Hakim

1 comment: