Halaman

Sunday, August 7, 2011

Sekilas Mengenai Aqidah Ahlusunnah Waljama’ah

Oleh Cecep Lukmanul Hakim

Kita sering mendengar kata Ahlusunnah Waljamaah ketika mengikuti sebuah tausiyah atau pengajian yang selalu diucapkan oleh ustazd atau ulama. Ustazd atau ulama sering mengatakan bahwa kita adalah Islam aliran Ahlusunnah wal Jama’ah atau Sunni atau Aswaja, namun apakah kita tahu apa itu ahlusunnah waljamaah..??. Apabila kita sering mengucapkan kata tersebut atau bahkan mengklaim bahwa kita adalah golongan atau aliran Ahlusunnah wal Jama’ah maka kita seyogyanya atau bahkan wajib mengetahui apa itu Ahlusunnah Waljama’ah. Secara etimologis kata Ahlusunnah Waljama’ah berasal dari bahasa arab yang terdiri dari tiga suku  kata yaitu Ahlu yang berarti orang-orang, As-sunnah yang berarti sunnah nabi atau agama dan al jamaah yang bias diartikan sekelompok orang. Dalam tata bahasa arab (ilmu nahwu) kata Ahlusunnah Waljama’ah ini ditafsirkan menjadi Ahlusunnah dan Ahlujama’ah, karena kata al jamaah di’atafkan kepada kata ahlu dengan menggunakan huruf wau (salah satu huruf ataf). Jadi ahlu sunnah wal jamaah ini berarti orang-orang yang berpegang kepada sunnah dan orang yang berpegang teguh kepada jamaah. 
Sunnah berarti setiap hal yang telah dijelaskan rasulullah dalam menafsirkan Al-Quran. Sebagian ulama salafiyyah (tabi’in dan atbau tabi’in) bahkan menyebutkan bahwa sunnah itu adalah Islam itu sendiri. Hal tersebut sangat relevan karena sunnah menjadi penjelas segala hal yang terdapat dalam al-Quran, maka kedudukan sunnah dalam Islam adalah sumber utama setelah Al Quran dalam mencari sumber hukum. Kedudukan sunnah terhadap al Quran bisa dianalogikan seperti ini, al Quran menjadi garis besar haluan Islam dan sunnah menjadi juklak (petunjuk pelaksanaan) dan juknis (petunjuk teknis) dalam agama Islam. Al-Quran tanpa sunnah tidak akan jelas dan tidak bisa disebut Islam, makanya orang yang menafsirkan al-Quran tanpa melihat sunnah, itu bukan seorang mufassir, namun orang yang murtad karena melakukan tafsir bir ra’yi (menggunakan akal dan hawa nafsu).
Sunnah rosulullah terbagi kedalam tiga bagian, yaitu sunnah qauliyah yang berarti segala ucapan rasulullah, sunnah fi’liyah yang berarti segala perbuatan rasulullah dan sunnah taqririyah yang berarti segala ketetapan rasulullah. Ketiga sunnah tersebut berfungsi menjelaskan apa yang terdapat dalam al Quran, sebagai contoh perintah solat dalam al Quran hanya sebatas perintah saja tidak dijelaskan berapa rakaatnya dan bagaimana caranya. Teknis dan pelaksanaan solat ini dijelaskan oleh rosulullah dalam sunnah nya, dengan perkataan Shollu kamaa roatumunii usolli (solatlah kamu sekalian sebagaimana aku solat). Jadi sangat jelas kedudukan sunnah dalam Islam dan contoh diatas menjadi salah satu pembenaran akan pendapat ulama salafi yang menyebutkan bahwa sunnah itu adalah Islam itu sendiri .
Kata jama’ah bisa diartikan sekumpulan orang atau kelompok, namun jama’ah dalam kata Ahlusunnah Waljama’ah bukan berarti sekelompok orang saja, namun sekelompok orang yang bersatu dalam kebenaran yaitu yang hidup dan beribadah menurut al-Quran dan sunnah. Lafad jama’ah yang berarti kelompok tidak ditemukan dalam al-Quran namun ditemukan dalam sunnah, setiap ulama yang meneliti kata jama’ah dalam sunnah mereka selalu menemukan pengertian sunnah adalah lawan dari kata firqah atau perpecahan yang tercela sesuai dengan hadis yang artinya jamaah itu rahmat dan perpecahan itu siksa. Jika perpecahan mendapatkan siksa, maka perpecahan yang dimaksud dalam hadis tersebut adalah perpecahan dalam hal agama (dengan banyaknya bid’ah-bid’ah yang dilakukan oleh umat Islam), dan jama’ah yang diberikan rahmat itu berarti jama’ah yang berpegang teguh kepada al-Quran dan Sunnah. Perpecahan yang dimaksud sebagai lawan kata dari jama’ah itu diperkuat dalam al Quran surat Ali Imron ayat 103:
dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, Maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.
Dengan penejelasan ayat tersebut maka bisa ditarik kesimpulan bahwa perkataan jama’ah dalam Ahlusunnah Waljama’ah itu berarti lawan perpecahan dalam agama karena perintah dari ayat tersebut adalah berpegang teguh kepada hablullah (tali alloh). Adapun maksud dari kata hablullah, para ulama salaf berbeda dalam mengartikannya, Abu Ja’far At Thobari dalam tafsirnya (tafsir At Thobari yang berjumlah 12 jilid) mengatakan bahwa maksud dari hablullah dalam ayat tersebut adalah agama.  Dalam hadits Abdullah yang di riwatkan oleh Ibnu Mardawaih, bahwasannya Rasulullah  bersabda:
 اِنََ هَذاَالْقُرْأَنَ هُوَ حَبْلُ اللهِ الْمَتِيْنُ وَهُوَ النُّوْرُ الْمُبِيْنُ  وَهُوَ الشِّفاَءُ النَّافِعُ عِصْمَةَ لِمَنْ تَمَسَّكَ بِهِ وَنَجَاةً لِمَنِ اتَّبَعَهُ
Sesungguhnya Al-Qur’an adalah tali Allah yang kokoh, cahaya yang menerangi, penawar yang memberi manfaat, sebagai penjaga bagi orang yang berpegang teguh dengannya dan penyelamat bagi yang mengikutinya.
Menurut Ibnu Mas’ud, yang dimaksud hablullah adalah Al-Jama’ah, Al-Qurthubi menyatakan, sesungguhnya Allah memerintahkan supaya bersatu padu dan melarang berpecah belah, karena perpecahan itu adalah kerusakan dan persatuan (Al-Jama’ah) itu adalah keselamatan. (Tafsir Qurthubi IV/159). Menurut ibnu Mas’ud, Al-Jama’ah akan mendapatkan keselamatan, jadi yang dimaksud al-Jama’ah oleh Ibnu Mas’ud ini adalah persatuan dalam Islam dengan merujuk kepada Al-Quran, Sunnah dan Ijma para sahabat dan senantiasa menghindari bid’ah. Sabda Rasulullah SAW yang berbunyi :

الفرقة الناجية : هى ما انا عليه واصحابى

Golongan yang selamat dan akan masuk surga adalah golongan yang berpegang dengan apa-apa yang aku kerjakan bersama sahabat-sahabatku.
Jadi kesimpulannya kata Al-Jamaah dalam Ahlusunnah Waljama’ah berarti sesuai dengan ayat diatas yang artinya tali allah (menurut Ibn Mas’ud dan Qurthubi ) dan lawan dari jamaah itu adalah perpecahan dalam hal agama. Ahlusunnah wal jamaah berarti orang-orang (kelompok) yang berpegang teguh terhadap agama Allah yaitu Al-Quran, Sunnah dan Ijma para sahabat dan bersih dari perlakuan bid’ah. Bid’ah menurut Ibnu Taimiyah adalah ialah sesuatu yang tidak disyari’atkan oleh Allah dan rasul-Nya yaitu tidak diperintahkan dengan perintah wajib atau perintah sunnah. Adapun yang diperintahkan dengan perintah wajib dan sunnah serta diketahui perintah-perintah tersebut dengan dalil-dalil syar’i, maka hal itu termasuk yang disyari’atkan oleh Allah, meskipun terjadi perselisihan diantara ulama di beberapa masalah dan sama saja, baik hal itu sudah diamalkan pada masa Rasulullah atau tidak. Jadi bid’ah itu adalah seluruh perlakuan yang berupa ibadah tetapi tidak ada dasarnya dalam al-Quran dan sunnah dan tidak di syari’atkan oleh rasulullah dan.
Jadi sangatlah jelas apa yang dimaksud dari Ahlusunnah Waljama’ah itu sebagaimana uraian diatas yang berarti orang (kelompok) yang berpegang teguh terhadap agama Allah yang berarti berpegang teguh terhadap Al-Quran, Sunnah dan Ijma dan bersih dari perlakuan melakukan bid’ah. Jadi marilah kita belajar lagi sambil mengoreksi keyakinan kita terhadap Islam dan menghindarkan diri terhadap segala bid’ah karena begitu banyaknya bida’ah-bid’ah dalam Islam sekarang yang dianggap syari’at agama.
Wallahua’lam bisshowaab…

Sumber:
Pengajian Mansyurah K.H Syihabuddin Muhsin (Rohimahullah), Sukahideng





3 comments:

  1. ahlusunnah wal jamaah adalah sebuah Firqah (didalam bukunya Ahlusunnah Wal Jamaah dan NU), Teologi didalamnya bersumber kepada empat mazhab fiqih ISLAM, dan pemikiran Asyariah, Maturidiah, dan Badzsawi, golongan Ahlusunnah Wal Jamaah memang selalu diklaim oleh Firqah yang ada di ISLAM, contoh nya: Mutazilah, namun Menurut Jalaludin Rumi didalam karya nya al-Matsnawi al-Maknawi adalah sebuah revolusi terhadap Ilmu Kalam yang kehilangan semangat dan kekuatannya. Isinya juga mengeritik langkah dan arahan filsafat yang cenderung melampaui batas, mengebiri perasaan dan mengkultuskan rasio. dan ini adalah bentuk protes terhadap kaum mutazilah, Ahlusunnah Wal Jamaah tidak mendewakan akal dan memanjakan akal, (menurut Rumi)..

    Akidah Ahlus Sunnah Waljamaah adalah akidah Islamiyah yang dibawa oleh Rasulullah dan golongan Ahlus Sunnah Waljamaah adalah umat Islam. Lebih jelasnya, Islam adalah Ahlus Sunnah Waljamaah dan Ahlus Sunnah Waljamaah itulah Islam. Sedang golongan-golongan ahli bid’ah, seperti Mu’tazilah, Syiah(Rawafid) dan lain-lain, adalah golongan yang menyimpang dari ajaran Rasulullah SAW yang berarti menyimpang dari ajaran Islam. (cuman pada ngeklaim juga),

    (^_^), hebat bray....

    ReplyDelete
  2. Thanks for comment...
    tafsir bi ra'yi merupakan pendewaan akal diatas agama...
    kita sebagai pengikut Sunni diharamkan untuk menafsirkan ayat dengan penggunaan akal diatas sunnah dan ijma...
    karena yang lebih tahu tentang Islam itu adalah Pencipta, utusannya dan para sahabat rasul...

    ReplyDelete
  3. menarik pembahasan Ahlusunnah Wal Jamaah di PMII sahabat, kita berdiskusi dan berparadigma dengan landasan nilai - nilai Aswaja itu, karena begitu diterjemahkan Aswaja secara kontekstual oleh para pemikir membuat sebuah paradigma dalam gerakan PMII itu sendiri,

    dimohon kerjasama nya...
    hehehehehe.....

    (Agitasi dan Propaganda), biar sahabat masuk...
    (Ceps, Kunjungi dong blog saya!)
    (Jeung Follow nyaa..)

    Thanks Brad..

    ReplyDelete