Pernyataan Carl Becker bahwa everyman his own historian yang artinya adalah setiap orang
(adalah) sejarawan untuk dirinya sendiri berangkat dari asumsi bahwa setiap
manusia adalah penggerak sejarah. Manusia pada hakiaktnya yang membuat sejarah
baik itu sebagai pelaku sejarah atau pun sebagai saksi sejarah. Setiap orang “normal” mengenal sejarah dan
karena itu ia adalah
“sejarawan”, namun istilah sejarawan sebenarnya terbatas apabila
ditinjau dari kacamata keilmuan merupakan
salah satu bentuk dari profesi akademik.
Manusia sebagai penggerak sejarah baik itu sebagai
pelaku atau saksi sejarah boleh menceritakan kejadian yang dialaminya dalam
bentuk tulisan, Namun hasil dari tulisan tersebut belum bisa disebut sejarah,
karena penulisan sejarah harus melalui tahapan-tahapan tertentu. Sedangkan
penulisan cerita ini hanya berpijak dari pengalaman, apa yang dirasakan,
apa yang didengar dan apa yang dilihat oleh penulis. Bentuk dari penulisan ini bisa berupa catatan harian, memoir,
boigrafi dan otobiografi.