Halaman

Friday, May 24, 2013

Filsafat Eksistensialisme Jean-Paul Sartre

Oleh Cecep Lukmanul Hakim
man is condemned to be free; because once thrown into the world, he is responsible for everything he does (Sartre)
Filsafat secara harfiah berarti cinta yang mendalam akan kearifan. Secara populer filsafat sering diartikan sebagai pandangan hidup suatu masyarakat atau pendirian hidup bagi individu. Dengan demikian setiap individu atau setiap kelompok masyarakat secara filosofis akan memiliki pandangan hidup yang mungkin berbeda sesuai dengan nilai-nilai yang dianggapnya baik.
Eksistensialisme merupakan salah satu aliran filsafat yang ada saat ini. Filsafat ini muncul di abad modren yaitu pada abad ke 19 di Eropa. Ditinjau dari segi bahasa eksistensialisme memiliki kata dasar eksistensi (existency) adalah exist yang berasal dari bahasa Latin ex yang berarti keluar dan sistere yang berarti berdiri. Jadi, eksistensi adalah berdiri dengan keluar dari diri sendiri. Artinya dengan keluar dari dirinya sendiri, manusia sadar tentang dirinya sendiri; ia berdiri sebagai aku atau pribadi. Pikiran semacam ini dalam bahasa Jerman disebut dasein (da artinya di sana, sein artinya berada)[1].

Tuesday, April 9, 2013

Filsafat Scholastik

Oleh Cecep Lukmanul Hakim
Apabila ditinjau dari segi sejarah, perkembangan filsafat Barat dapat dikelompokan dalam empat periode. Pembagian periodisasi ini didasarkan kepada corak pemikiran para filusuf sebagai jiwa dari pemikiran yang sedang berkembang pada periode tersebut. Perbedaan corak atau jiwa masing-masing periode didasarkan atas perbedaan dasar dari pemikiran para filosof setiap jaman. Sehingga setiap periode menghasilkan output filsafat yang berbeda-beda. Pengelompokan filsafat kedalam beberapa periode ditarik dari zeitgeist (jiwa jaman) kesamaan karakteristik objek dan dasar dari pemikiran filosof. Dengan tujuan untuk mempermudah identifikasi terhadap pemikiran-pemikiran yang dihasilkan beserta hubungannya dengan berbagai aspek.

Saturday, March 23, 2013

Pendidikan (Melahirkan) Nasionalisme

Oleh Cecep Lukmanul Hakim

Entah bagaimana tercapainya "persatuan" itu,
entah bagaimana rupanya "persatuan" itu,
akan tetapi kapal yang membawa kita ke Indonesia - Merdeka itu,
ialah ...."Kapal Persatuan" adanya.
Soekarno

Kesadaran akan perlunya suatu ikatan pada setiap rakyat dalam pencapaian tujuannya untuk mengusir orang Belanda yang telah memeras tenaga, harta dan kekayaan tanah baru berhembus pada awal abad ke 20. Keinginan untuk bersatu dan membentuk dalam suatu ikatan politik, ekonomi dan kebudayaan antar satu daerah dengan daerah lainnya muncul sebagai konsekuensi dari perubahan peta perpolitikan di Nederland. Beralihnya politik penjajahan Belanda terhadap Indonesia menuju kearah yang lebih liberal dengan memperluas peranan pihak swasta dalam kontribusinya berinvestasi dan mengolah kekayaan bumi Hindia Belanda ini membuka ruang bagi orang perseorangan ataupun perusahaan untuk berlomba menanamkan modalnya di Hindia Belanda. Migrasi orang-orang Belanda kini menjadi sangat massif bila dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya ketika seluruh penguasaan Hindia Belanda secara penuh dikuasai oleh kongsi dagang VOC yang kemudian mengalami kebangkrutan dan kemudian diambil alih oleh pemerintah Belanda. Tahun-tahun sebelumnya orang Belanda yang datang ke Hindia Belanda hanya terbatas pada keluarga pegawai pemerintahan saja, namun ketika terbukanya Hindia Belanda untuk pihak swasta secara otomatis eksodus orang Belanda semakin meningkat.

Tuesday, February 12, 2013

Nabi Muhammad : Periode Madinah (Bagian II)

Oleh Cecep Lukmanul Hakim
1.      Kemakmuran Ekonomi (Pendapatan Negara)
Perkembangan ekonomi umat Islam di  Madinah telah mengalami perubahan-perubahan yang cukup signifikan, bahkan fundamental,  sejak mereka hijrah ke  Madinah. pada fase-fase awal para sahabat muhajirin mengandalkan kebutuhan ekonominya dari bantuan sahabat anshar yang secara mayoritas hidup sebagai seorang petani  dan peternak (hanya sebagaian kecil sebagai pedagang). Adapun pasar-pasar yang ada di  Madinah, sebagai sarana kepentingan umum terutama bagi perkembangan ekonomi masyarakat Islam saat itu, telah lama bergabung menjadi satu dengan kelompok lainya di luar umat Islam ( khususnya orang-orang Yahudi), karena pasar adalah salah satunya sarana yang mengajarkan toleransi dan demokrasi yang paling bebas.[1] Selain sebagai sarana komunikasi ekonomi juga telah menjadi katalisator dalam pergaulan antar umat beragama.[2]

Saturday, January 19, 2013

Sejarah Sebagai Pengalaman Dan Sebagai Kegiatan Intelektual

Pernyataan Carl Becker bahwa everyman his own historian yang artinya adalah setiap orang (adalah) sejarawan untuk dirinya sendiri berangkat dari asumsi bahwa setiap manusia adalah penggerak sejarah. Manusia pada hakiaktnya yang membuat sejarah baik itu sebagai pelaku sejarah atau pun sebagai saksi sejarah.  Setiap orang “normal” mengenal sejarah dan karena itu ia adalah “sejarawan”, namun istilah sejarawan sebenarnya terbatas apabila ditinjau dari kacamata keilmuan merupakan salah satu bentuk dari profesi akademik.
Manusia sebagai penggerak sejarah baik itu sebagai pelaku atau saksi sejarah boleh menceritakan kejadian yang dialaminya dalam bentuk tulisan, Namun hasil dari tulisan tersebut belum bisa disebut sejarah, karena penulisan sejarah harus melalui tahapan-tahapan tertentu. Sedangkan penulisan cerita ini hanya berpijak dari pengalaman, apa yang dirasakan, apa yang didengar dan apa yang dilihat oleh penulis. Bentuk dari penulisan ini bisa berupa catatan harian, memoir, boigrafi dan otobiografi.