Halaman

Tuesday, April 5, 2011

Yarusalem Dalam Teologi Samawi

Oleh Cecep Lukmanul Hakim
            Yarusalem adalah sebuah kota yang sangat eksotis dan dipenuhi oleh berbagai kisah tentang kejayaan maupun rintihan tangisan kepedihan. Yarusalem, saksi dimana sebuah peradaban timbul, berkembang hingga hancur ketika bangsa lain menyerangnya dan peristiwa itu terus berulang kali sampai saat ini. Tembok-temboknya yang besar dan kokoh menjadi saksi dimana suatu peradaban mengalami masa keemasan sekaligus menjadi saksi ketika darah dialirkan.
            Yarusalem adalah kota yang penuh dengan berkah dan rahmat Tuhan, karenanya Tuhan menganugrahkan kepada Yarusalem diantara pembawa kebenaran Tuhan. Tuhan menganugrahkan keindahan yang sangat bernilai bagi sebuah kota yang berbukit dan tandus. Kota dimana tiga agama, Yahudi, Kristen, Islam menganggap suci dengan keterkaitan religi maupun historis masing-masing. Kota suci bagi ketiga agama samawi yang harusnya menjadi kota yang damai dan aman karena kekhusyuan ibadah penduduknya dan doa-doa yang dipanjatkan oleh setiap peziarah dari seluruh dunia dan mereka mendoakan atas kedamaian dan keamanan kota suci tersebut. Dalam teologi Islam, nama adalah suatu doa bagi yang diberi nama. Nama Yarusalem diambil dari bahasa Ibrani seperti yang dijelaskan oleh Ninok Leksono dalam bukunya Kuncahyono (2008) menjelaskan “Disebutkan, bahwa nama Ibrani dari Jerusalem yakni Yerushalayim, berarti “warisan perdamaian” (dari yerusha yang berarti “warisan”, dan shalom yang berarti “damai”. Mudah - mudahan hal tersebut bisa terwujud di tanah suci Yarusalem yang selalu dijadikan rebutan dan klaim kekuasaan yang mengatasnamakan agama.
Yahudi
            Yahudi adalah salah satu suku dari Bani Israil keturunan dari Ya’qub putra Ishaq putra Ibrahim yang tinggal di daerah Syam dekat Palestina.
Janganlah sebal hatimu karena hal anak dan budakmu itu. Dalam segala hal yang dikatakan Sarah kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan disebut keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak. Tetapi keturunan dari hamabmu itu juga akan kubuat menjadi suatu bangsa, karena ia pun anakmu. (Kejadian 21:12-13)
Dan Kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang Kami telah memberkahinya untuk sekalian manusia[964].(Q.S 21:71)
Hal tersebut memperkuat  pendapat Amstrong (2007:30) ‘Nyaris sabda pertama Tuhan ketika Ia menampakan diri-Nya kepada Ibrahim adalah: “Aku akan memberikan negeri ini kepada keturunanmu’ (Kejadian 12:7).
Bani Israil hidup di daerah Syam dan Palestina sebelum mereka melakukan perpindahan ke Mesir pada masa Yusuf dikarenakan bencana kelaparan. Dalam kisah Islam, putra Ya’qub yang berjumlah 12 termasuk Yusuf melakukan hijrah ke Mesir pada waktu Yusuf diangkat menjadi menteri perekonomian di kerajaan tersebut. Tetapi sepeninggal Yusuf, keturunan dari ke 12 putra Ya’qub tersebut kalah dalam persaingan hidup dengan orang Qibti Mesir. Keturunan Ya’qub yang disebut Bani Israil tersebut mengalami banyak penderitaan akibat pemerintahan Firaun yang tidak adil dikarenakan mereka bukan orang asli Mesir.
Setelah penderitaan itu berlangsung lama, maka Tuhan mengutus Musa untuk melepaskan belenggu penderitaan Bani Israil di Mesir. Musa adalah keturunan dari Bani Israil yang tinggal di Mesir dan diurus oleh oleh Asiyah istri dari Firaun (Ramses II) raja mesir masa itu. Hal itu disebabkan karena pada waktu itu Firaun menetapkan peraturan bahwa anak laki-laki yang dilahirkan dari bani Israil harus dibunuh karena Firaun bermimpi bahwa kerajaannya akan dihancurkan oleh seorang laki-laki keturunan Bani Israil. Karena ketetapan seperti itu, maka ibu Musa menghanyutkan Musa sewaktu bayi ke sungai Nil dan ditemukan oleh Asiyah istri Firaun. Musa dilahirkan sebagai messiah untuk membebaskan Bani Israil dari peindasan Firaun.
Kemudian Kami utus Musa sesudah rasul-rasul itu dengan membawa ayat-ayat Kami kepada Fir'aun[553] dan pemuka-pemuka kaumnya, lalu mereka mengingkari ayat-ayat itu. Maka perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang membuat kerusakan.(Q.S 7:103)
Dan (ingatlah), ketika Kami belah laut untukmu, lalu Kami selamatkan kamu dan Kami tenggelamkan (Fir'aun) dan pengikut-pengikutnya sedang kamu sendiri menyaksikan[47]. (Q.S 2:50)
                Hitti (2008:50) juga berpendapat bahwa “Dalam perjalanannya dari Mesir menuju Palestina sekitar 1225 SM, suku-suku Ibrani (Rachel) menetap untuk sementara di Sinai dan Nufud selama kurang lebih 40 tahun”.
Hai Bani Israil, sesungguhnya Kami telah menyelamatkan kamu sekalian dari musuhmu, dan Kami telah mengadakan perjanjian dengan kamu sekalian (untuk munajat) di sebelah kanan[934] gunung itu[935] dan Kami telah menurunkan kepada kamu sekalian manna dan salwa[936]. (Q.S 20:80)
Setelah mereka berhasil melepaskan diri dari orang-orang Qibti Mesir dengan rajanya Firaun, mereka melakukan perjalanan melalui Sinai. Kemudian Tuhan memeberikan kepada mereka tanah Palestina untuk mereka tinggali dan untuk beribadah kepada Tuhan.
Hai kaumku, masuklah ke tanah suci (Palestina) yang telah ditentukan Allah bagimu[409], dan janganlah kamu lari kebelakang (karena takut kepada musuh), maka kamu menjadi orang-orang yang merugi.(Q.S 5:21)
Setelah wafatnya Musa, Bani Israil memiliki banyak pemimpin yang besar dan cakap sekaligus sebagai utusan tuhan kepada Bani Israil. Hitti (2008:50) menjelaskan “Wilayah kekuasaan kerajaan Ibrani pada masa kejayaannya mencakup Semenanjung Sinai. Selain itu Sulaiman juga memiliki armada laut di Teluk Aqabah”. 
            Yarusalem juga adalah tempat dimana kuil Solomon (Sulaiman) berada dan diyakini terletak dibawah komplek Masjidil Aqsa. Salah satu puing bangunan yang masih ada sampai saat ini adalah Tembok Ratapan yang dipakai beribadah oleh Yahudi. Diyakini juga tabut perjanjian yang berisi sepuluh perintah Tuhan berada di kuil tersebut.
Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya dari gedung-gedung yang tinggi dan patung-patung dan piring-piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap (berada di atas tungku). Bekerjalah hai keluarga Daud untuk bersyukur (kepada Allah). Dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu yang berterima kasih. (Q.S 34:13)
Dengan bukti-bukti diatas, jelaslah bahwa tanah Yarusalem memiliki ikatan yang sangat kuat dengan Bani Israil, Yahudi. Keterkaitan agama dan historis yang sangat lama dan mendalam bagi Bani Israil, Yahudi terhadap kota tersebut menimbulkan klaim kepemilikan terhadap Yarusalem. Dan kita bisa membandingkan klaim mereka terhadap tanah yang dijanjikan dengan argumen berdasar Al-Qur’an dan kitab Kejadian.
(bersambung)

Islam
Islam adalah ajaran agama yang dibawa oleh Muhammad yang lahir di kota Makkah di dearah Hejaz. Ajaran Islam sama juga halnya dengan Yahudi mensucikan kota Yarusalem karena alasan-alasan tertentu. Dalam ajaran Islam, diterangkan bahwa telah datang utusan-utusan Tuhan yang mengajarkan kepada kebenaran sebelum Muhammad. Islam mengakui kenabian Ibrahim, Ismail, Ishaq, Ya’qub, Daud, Sulaiman, Isa dan nabi lainnya. Menurut Hitti (2008:141) “Seruan dan risalah yang disampaikan oleh Muhammad, putra Arab ini adalah seruan kenabian seperti yang sisampaikan oleh nabi-nabi Ibrani lainnya yang disebutkan dalam Perjanjian Lama”.
Katakanlah (hai orang-orang mukmin): "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan kepada kami, dan apa yang diturunkan kepada Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, dan apa yang diberikan kepada Musa dan Isa serta apa yang diberikan kepada nabi-nabi dari Tuhannya. Kami tidak membeda-bedakan seorangpun diantara mereka dan kami hanya tunduk patuh kepada-Nya." (Q.S 2:136)
Islam mensucikan kota Yarusalem sebab kota Yarusalem adalah salah satu tempat yang disinggahi ketika Muhammad melakukan Isra’ Mi’raj yaitu Masjidil Aqsa.
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya[847] agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.(Q.S 17:1)
Selain itu, Islam mensucikan Yarusalem karena Masjidil Aqsa yang terletak disana pernah dijadikan kiblat umat Islam sebelum dipindahkan oleh Allah ke Masjidil Haram di kota Makkah.
Orang-orang yang kurang akalnya[93] diantara manusia akan berkata: "Apakah yang memalingkan mereka (umat Islam) dari kiblatnya (Baitul Maqdis) yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?" Katakanlah: "Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus"[94].
(bersambung)

Kristen
Yarusalem adalah tempat dimana Yesus disalib yang membawa risalah bagi Bani Israil di tanah Palestina. Amstrong dalam bukunya (2207:53) menjelaskan “Bertahun-tahun sebelum kejatuhan Yarusalem, disekitar tahun 27 M, Yesus telah menampilkan dirinya kepada kaum Yahudi Palestina sebagai Mesiah”. Yesus diharapkan oleh bangsa Yahudi supaya bisa membawa mereka kembali kepada masa kejayaan dulu karena pada masa itu Yahudi sedang dalam keadaan tertindas oleh pendudukan Romawi. Amstrong (2007:51) menjelaskan secara mengagumkan, “Kaum Yahudi mampu menahan tentara Romawi di pelabuhan dan mempertahankan diri, hingga tiba bencana besar tahun 70 M, ketika Romawi akhirnya menaklukan Yarusalem dan membakar Kuil”.
Isa tidak lain hanya seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani lsrail[1363]
Penderitaan Yesus bermula dari penangkapan dirinya yang dilakukan oleh Gubernur Yarusalem pada masa itu, yaitu Pontius Pilatus dengan alasan yang tidak jelas serta desakan orang Yahudi. Pontius Pilatus lebih mengutamakan karir politiknya daripada melakukan tindakan yang benar. Dalam bukunya, Kuncahyono (2008:10) menjelaskan
“Betapa lemahnya kekuatan hati seorang Pilatus sehingga dia harus menangkap Yesus tanpa alasan dengan desakan orang Yahudi, “ Pontius Polatus adalah salah satu contoh pemimpin yang tidak mempunyai pendirian, pemimpin yang berhati lemah, pemimpin yang lebih mengutamakan kekuasaan daripada keadilan, pemimpin yang hanya memikirkan keselamatan dirinya, pemimpin yang tidak bertanggung jawab”.
Setelah penangkapan tersebut, Pontius Pilatus menghukum Yesus dengan cara disalib di atas sebuah bukit yang diberi nama bukit Golgota atau bukit Mori’ah. Dalam perjalanan ketempat penyaliban, Yesus berjalan dengan memikul salib yang digunakan untuk menyalibnya dijalan yang sempit berukuran lebar dua atau tiga meter yang diberi nama Via Dolorosa. Peristiwa ini disaksikan oleh seluruh warga Yarusalem dengan melontarkan cacian terhadap Yesus. Perjalanan berakhir di sebuah bukit yang sekarang berdiri sebuah gereja yang dibuat atas permintaan Helena, ibu dari Kaisar Konstantinus Agung pada tahun 325 M yang bernama Gereja Makam Kristus. Diyakini, bahwa ditempat itulah Yesus sang messiah di salib sambil memohon pengampunan Allah terhadap kaumnya.

Sumber
Amstrong, Karen. (2007). Perang Suci: Dari Perang Salib Hingga Perang Teluk. Jakarta: Serambi.
Hitti, Philip K. (2008). History Of The Arabs. Jakarta: Serambi
Kuncahyono, Trias. (2008). Jerusalem: Kesucian, konflik dan Pengadilan Akhir. Jakarta: PT Kompas Media Nusantara.


No comments:

Post a Comment